Humor, cerita menarik dari kisah masa kecil
Siang itu
Hendrik berencana mengajak adik sepupunya, Hanna untuk pergi kepantai Bondo bersama.
Ia begitu bersemangat mengayuh sepedanya menuju rumah Hanna. Terjadilah percakapan
panjang diantara mereka.
Hendrik ; “Hanna……………………..,” (teriaknya, sambil
mengetuk pintu)
Hanna ; “Iya-iya, sebentar kelless.”
Hendrik ; “Hih, lama banget sih bukanya.”
Hanna ; “Lama gimana?
Aku langsung nyahut kok. Emangnya ada apa kak?”
Hendrik ; “Langsung aja
deh Han, aku kesini mau ngajak kamu kepantai,” (dengan senyumnya yang khas
penuh semangat, khas ondel-ondel. hehehe)
Hanna ; “E……… Gimana
ya?”
Hendrik ; “Mau pa nggak?
Kamu nggak mau, aku paksa nich !! hehehe.”
Hanna ; “Ih, kok gitu
sih kak? Aku gak punya kesempatan milih?”
Hendrik ; “Iya-iya, kamu
mau apa nggak?”
Hanna ; “Iya deh aku
mau. Demi abangku yang enggak aku sayang. Hehehe.”
Hendrik ; “Wah, gini-gini aku kan abang kamu yang paling
ganteng,” (sambil bergaya sok cute)
Hanna ; “Apa? Gak salah
denger aku? Kamu ganteng kak? Ih ngarep…..,” (sok cuek, padahal dalam hati dia
mengakui kalau kakak sepupunya memang tampan.)
Hendrik ; “Udah-udah sana,
kamu cepetan siap-siap, dan jangan lupa bawa beka!!”
Hanna ; “Hah sekarang?”
(dengan muka sok polosnya, pura-pura nggak tau)
Hendrik ; “Nggak Han,
besooook!!!” (melotot marah)
Hanna ; “Iya-iya kak,
aku langsung ambil bekal ama sepeda aja.”
Hendrik ;
“CEPETAN dong Han…!!!” (sambil mondar-mandir karena nggak sabar menunnggu
adiknya yang super-duper lama)
Hanna ; (mengayuh
sepeda lewat samping rumah, menuju jalan raya) “Ayo kak…..!! ngapain
mondar-mandir disitu. Cepetan, lama banget sih.”
Hendrik ; “Reseh kamu Han,
aku yang nunggu kamu lama malah aku yang kamu tinggal. Huh nyebelin,” (dengan
muka sedikit ngambeg)
Hanna ; “Hehehe, ya
ma’af, aku kan khilaf.”
Kira-kira
setengah jam mereka mengayuhkan sepeda, barulah mereka sampai Dipantai dan
mereka merasa lelah karenanya. Namun,
kelelahan mereka terobati dengan segarnya air laut. Setelah mereka puas bermain
dan makan bekal yang mereka bawa. Mereka pun memutuskan untuk pulang karena
hari sudah sore.
Hanna ; “Ayo kita pulang kak, udah sore gini.”
Mereka
memutuskan pulang bersama. Ya iyalah berangkatnya aja bareng, masak pulangnya
sendiri-sendiri? Entar malah kayak jalangkung lagi. Hehehe.
Jalanan
menuju pantai memang begitu sepi. Hal itu dimanfa’atkan Hendrik bergurau,
dengan mengogal-ngogelkan sepedanya memenuhi jalan. Hanna yang melihat tingkah
kakak sepupunya, menjadi tertarik mengikutinya tanpa berfikir panjang.
Tak
disangka, ternyata dibelakangnya ada pengendara motor. Akhirnya Hanna pun
terserempet dan jatuh melambung kesemak-semak. Tangannya terasa perih. Namun,
bukannya Hanna yang menangis malah Hendrik, kakak sepupunya yang menangis.
Mungkin karena dia merasa bersalah.
Pengendara
sepeda motor tersebut merasa punya tanggung jawab yang baik. Maka Ia memberiku
selembar uang dua ribu rupiah. Huhuhu. Tak apalah, yang penting Ia masih mau
bertanggung jawab.
Hanna ; “Aku nggak papa kok kak, nggak usah
takut begitu.”
Hendrik ; “Aku…. Aku kan takut kamu kenapa-kenapa,
Han.”
Hanna ; “Ya udah, kita
lanjutin pulang aja. Udah mau maghrib nich, entar bunda nyariin aku. Eh, aku
dikasih uang loh kak.”
Hendrik ; “Berapa?”
Hanna ; “Dua ribu.”
Hendrik ; “Apa? Gak
salah?”
Hanna ; “Nggak usah
lebay gitu dech, yang pentingkan dia mau tanggung jawab.”
Ketika Hanna
mulai menaiki sepedanya kembali, eh… sepedanya jadi ogal-ogel jalannya. Malang
sekali nasipnya, udah kesrempet, dikasih uang Cuma dua ribu lagi. Bahkan ketika
sampai dijalan yang ramai, banyak anak-anak yang menertawainya karena sepedanya
yang oyeng jalannya. Maka, Ia memutuskan turun dari sepeda dan mengajak kakaknya
membeli makanan ringan untuk menghilangkan rasa malunya.
0 Response to "Humor, cerita menarik dari kisah masa kecil"
Posting Komentar