Sulitnya Menjaga Kesucian Cinta di Tengah Masa Edannya Dunia


"......Sungguh, kita hanyalah milik Allah dan kepada-Nya kita kembali." (Q.S. al-Baqarah(2) : 56)

Oleh : N_Muf

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, sifat malas, penakut, sifat bakhil, kerentaan, dan siksa kubur.

Ya Allah, berikanlah ketakwaan pada jiwaku dan sucikanlah ia, Engkaulah penolong dan pelindungnya.

Ya Allah, aku berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, jiwa yang tidak pernah puas dan do’a yang tidak dikabulkan.”

(HR. Muslim)

Hai Sobat, dengan segala kerendahan hati, dan sucinya maaf atas keterlambatan fitri yang telah lama usai.

N_Muf datang kembali dengan goresan pahit ini.

Dari mendengar, melihat, dan merasakan.

Sudi kiranya dimaafkan?

Hehe, udah lama banget sejak kemaren-kemaren yang baru mulai tapi baru sebentar udah menghilang. Maklum menulis itu butuh hati, nggak semudah menghitung bintang dengan jari, lalu terlelap di atas rumput ilalang. Terlelap dengan tenang.

Entah kenapa, N_Muf terbersit ingin menggores lagi. Dengan kenyataan pahit perihal cinta yang tak pernah usai. Karena telinga ini mendengar, mata ini melihat, dan hati ini merasakan.

Baca juga : Nikmat menjadi Seorang Pendosa

Semua orang butuh cinta. Semua orang ingin mencinta. Dan semua orang ingin dicinta.

Berputar seperti itu agar bahagia menjemput hati yang dahaga cinta-Nya.

Cie-cie, haduuuh cinta muluk niye. Maklum udah masanya, Hehehe.

Berbicara mengenai cinta. Sebelum beranjak lebih dalam, apa sih itu cinta? Kenapa kita harus mengenal cinta? Apa manfaat cinta?

Menurut N_Muf, cinta adalah sebuah ironi yang membingungkan. Tak dapat diartikan secara gamblang, cukup hangat dirasakan hingga tulang terasa berguguran. Awalnya, N_Muf membenci cinta. Namun, semakin beranjak  dewasa. N_Muf paham, tanpa cinta N_Muf tak akan merasakan nikmat berada di dunia yang fana.

Berawal dari apak dan amak, N_Muf mengenal cinta. Mengartikan cinta secara hati dan perasaan. Bahwa cinta itu suci, murni dari hati yang terdalam. Cinta itu menyatukan, tanpa menghapuskan. Dengan mengenal cinta, N_Muf belajar mengenali diri, N_muf belajar membedakan mana yang terbaik dan memilah dari mana yang tidak baik. Agar hidup N_Muf tidak terasa sia-sia.

“Hidup ini singkat, jangan dipakai untuk maksiat.

Mending jadi orang yang bermanfaat. Dan jadi hamba yang taat.

Mau neraka atau selamat?”

_Dayat Pialang_

Terkadang kita berpikir, mengapa harus ada sakit saat mencinta? Mengapa harus ada derita jika bahagia adalah tujuan cinta?

Begini, sakit adalah ujian dan cobaan cinta, derita adalah kepastian cinta. Karena tanpa kita mengenal sakit dan derita, sampai kapanpun kita tak akan memahami ketulusan cinta. Dan inilah yang telah dikorbankan kedua orangtua kita hanya untuk memberikan ujung cinta kepada kita yaitu bahagia. Dengan menahan sakit dan bertahan dari derita. Perjuangan cinta tak hanya cukup sampai di situ, mereka menipu diri dengan senyuman ketika sakit dan derita melanda hanya untuk melihat buah hati mereka tersenyum bahagia. Itulah cinta yang sesungguhnya. Cinta atas keridhaan-Nya.

Baca juga : Takut corona atau Takut Allah

Salah satu wujud dari kebesaran hati adalah lewat senyuman.

Orang yang berbesar hati akan tetap tersenyum walaupun dia didera banyak masalah.

Senyum bisa melukiskan kesabaran dan kebesaran hatinya dalam menghadapi jalan cerita yang telah ditulis oleh Sang Pencipta.

Lalu, setelah besarnya pengorbanan yang dilakukan mereka, apa balasan dari cinta?

Tanyakan itu pada dirimu sendiri, bukankah kita adalah buah cinta?

Apa yang telah kita lakukan sebagai balasan dari cinta itu?

Tidak ada yang tahu, selain diri kita sendiri dan Sang Pencipta tentunya.

Lalu, bagaimana nasib kesucian cinta?

Dunia ini sudah edan, kawan. Ya, mungkin karena terlalu lama berputar pada porosnya sehingga menyebabkannya hilang kendali. Siapa yang tahu, bukan? Siapa tahu, besok dia hilang kendali sampe salah jalur, dan tiba-tiba tertabrak Mars dan terpental lalu tertabrak matahari. Boom, meledak akhirnya. Malah jadi halu, HEHEHE.

Santuyy…. :D


Gimana nggak edan. Wong penghuninya juga udah pada edan. Mari kita berpikir realistis ya kawan. Mendengar, melihat, dan merasakan yang ada di sekeliling kita. Bukankah sangat ironi? N_Muf blak-blakan aja yah.

Banyak kakak-kakak atau adik-adik di luar sana, --atau mungkin bahkan N_Muf sendiri?--  yang kini menipu dunia. Sudah tidak asing lagi kata pacaran yang kini berubah menjadi ta’arufan. Benar bukan?

Baca juga : Hero atau Healer? Bagiku kamu Healerku

Hati-hati. Anda kini sedang berada dalam dilema.

Dahulu, pacaran identik dengan pemikiran buruk tentang pria dan wanita yang belum menikah yang sedang bermain cinta, istilah kerennya kasmaran. Hehehe. Bergandeng tangan kesana-sini tanpa adanya sebuah ikatan yang menghalalkan. Atau bahkan pergi ke semak-semak dan saling menempelkan bibir sebagai tanda kepasrahan cinta pada pasangan? Atau mungkin bisa lebih dari itu? Itukah cinta?

Atau yang kini dengan istilah islami, “kita bukan pacaran ya sayang, tapi kita ta’arufan”. Apa arti sebenarnya dari ta’aruf itu sendiri? Apa bedanya jika pelaksanaannya sama saja? “Tapikan aku bakal menikahi kamu, sayang?” Meskipun ia memiliki maksud mengenal dengan tujuan ingin menikahi, tetapi tidak berarti kita boleh mencoba-coba seperti halnya berpacaran. Bukankah dia yang  kamu cintai itu sangat berarti dalam hidupmu? Jaga baik-baik, jangan sampai ia tergores sedikitpun.

Sama halnya, cinta kedua orangtua kita, cinta yang seperti itu butuh kesabaran. Ada kalanya sakit dan derita menghampiri kita yang tengah mencinta. Semua itu lumrah. Sabar, jaga dirimu, jaga hatimu. Hingga saat nanti, kalian benar-benar bisa menyalurkan cinta dengan halal tentunya. Yakin aja, semua akan indah pada waktunya.

Lalu bagaimana dengan doktrin keras masa kini yang sudah merajalela?

Hei, mutiara tak akan muncul apalagi timbul dengan mudah bukan?

Kita harus siap sedia menyelam ke dasar lautan menghadapi rintangan arus dan ombak atau binatang buas di dalam lautan luas, sebelum akhirnya sampai di dasar lautan demi mengambil mutiara yang masih tersembunyi dalam kerang.

Semua memang tidak mudah, butuh perjuangan. Tinggal bagaimana kita memahami situasi dan kondisi kita, jangan memaksakan kehendak cinta. Semua ada waktunya. Dan untuk kalian yang sudah diambang ketelanjuran, Menghancurkan kesucian cinta. Berhentilah dan ingat orangtuamu menunggu di rumah dengan kekhawatiran.

Kita tidak tahu bagaimana hari esok akan membunuh kita atau menenggelamkan kita. Bukannya bertemu mutiara, malah kita bertemu hiu yang siap menerkam kita. Sia-sia jadinya perjuangan penyelaman kita. Semua memang harus dipikirkan matang-matang. Tidak hanya kesiapan fisik tapi juga jiwa yang mampu menghadapi kenyataan terburuk sekalipun.

Cinta itu saling menjaga, bukan saling terlena.

Seberapapun sulitnya, kendalikan. Karena cinta tidak hanya butuh kepuasan, tapi juga butuh kepastian. Kepastian cinta yang seperti itu hanya milik-Nya. Milik Sang Maha Pencipta. Pasrahkan hati pada-Nya. Temui cinta yang sebenar-benarnya. Jaga kesucian cintamu seberapapun sulitnya dunia menghakimimu. Karena dirimu berharga, cintamu berharga. Buktikan pada pemilik cintamu, kalau kamu pantas mencinta dan dicinta. I Love you Mom and Dad. “Semoga aku tetap bisa menjaga cinta ini.”

Seseorang yang berlapang jiwa dan berbesar hati biasanya punya berjuta-juta cinta.

Ia tumbuh menjadi seorang pribadi yang penyayang.

Penuh cinta dan kasih.

Ia bisa melakukan apa saja untuk mewujudkan rasa cintanya, baik itu kepada Allah, cinta kepada kedua orangtuanya, dan tentu saja,

Cinta kepada seseorang yang kelak akan menemaninya menjalani hidup sampai akhir masa.

Selamat mencinta, kawan.

Tetap hati-hati, dan jangan coba-coba lagi.

Jaga Kesucian Cintamu, untuk-Nya.

Baca juga : Keberuntungan di Tengah Pandemi Corona

#kesuciancinta #terusberkaryameskicorona #dirumahaja


Subscribe to receive free email updates:

5 Responses to "Sulitnya Menjaga Kesucian Cinta di Tengah Masa Edannya Dunia"

Admin mengatakan...

dalem banget isi cinta kepadaNya.
.
kunbal kak
https://www.gilanx.my.id/2020/07/raja-arthur-sekali-raja-tetap-raja.html

LENTERA MANIA mengatakan...

Jadi baper deh...hehehe
Sukses terus. Janga lupa kunjung balik

Ahmad Suryadi mengatakan...

Informasi yang sangat bermanfaat, sukses selalu

Nitip gan
http://lenterailmu289.blogspot.com/2020/07/hagia-sophia-dari-mesjid-kembali-ke.html

Faisal mengatakan...

Masa edannya dunia ya sekarang...

Official A_Syaf mengatakan...

Sukksess terus kak